Waspadai Investasi Koperasi Langit Biru


Ratusan miliaran dana investasi peserta Koperasi Langit Biru (KLB) sedang dipertaruhkan. Sejak awal Februari 2012, KLB mulai mangkir memberi imbal hasil (bonus). Biasanya bonus dibagi tiap tanggal 1-10 saban bulan.

Senin ini (20/2/2012), manajemen KLB berjanji membagikan tunggakan bonus. Dananya berasal dari penjualan sejumlah aset KLB, semisal bisnis tambang pasir besi yang dikelola PT JAT Minning di Cikalong, Tasikmalaya.”Kami akan bayar sesuai kesepakatan," janji Asrori, Sekretaris KLB saat dihubungi KONTAN.

Menurut Daud, salah satu orang kepercayaan Jaya Komara, pemilik KLB, penyebab keterlambatan pembayaran ini akibat penggelapan dana nasabah. Selain penggelapan dana, KLB menuding kesalahan sistem teknologi informasi (TI) di KLB dan kecurangan anggota yang menggandakan kupon pemberian bonus, jadi penyebab lainnya.

Patriot Ahmad Yani, mantan pengurus yang dituding sebagai pelaku penggelapan dana itu, mengaku telah keluar dari KLB sejak November 2011 karena sudah tidak sepaham dengan Jaya Komara. Dia juga menegaskan keluar dari KLB dengan inisiatif sendiri dan bukan karena dikeluarkan.

Saat dikonfirmasi, ia menepis dirinya menggelapkan dana. "Kalau saya menggelapkan dana, kenapa saya tidak dilaporkan ke polisi?" tantangnya, saat ditemui KONTAN.

Sejauh ini, polisi mulai turun tangan. Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri, Boy Rafli Amar, menyatakan, Direktorat Kriminal Khusus Polda Metro Jaya menyelidiki tawaran investasi KLB atas laporan Satgas Waspada Investasi, tim di bawah Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK). "Kini masih dalam penyelidikan," ujarnya, Minggu (19/2/2012).

Sebagai catatan, KLB beroperasi atas dasar Akta Notaris Winda Wirata No 24 tanggal 9 April 2011, yang diterbitkan Dinas Koperasi dan UMKM Banten, 20 Juli 2011.

Tak seperti koperasi pada umumnya, KLB menawarkan investasi dengan imbal hasil tinggi. Paket investasinya berkisar Rp 385.000-Rp 14 juta. Imbal hasilnya mencapai 258,97 persen dalam dua tahun atau 10 persen sebulan dari nilai penyertaan. KLB memutar uang nasabah di usaha broker daging.

Kepada tim Satgas Waspada Investasi, saat diminta mempresentasikan bisnisnya Januari 2012 di Bapepam-LK, KLB mengaku telah menjaring 115.000 investor. Asrori menyebut dana yang terkumpul di atas Rp 500 miliar.

Lukas Setia Atmaja, pemerhati dunia investasi, menyarankan agar investor berhati-hati terhadap setiap tawaran investasi berimbal hasil tinggi. Kemampuan investor menyaring tiap tawaran investasi akan menghindarkannya dari jebakan investasi bodong.

Editor: Hendra Gunawan | Sumber: Kontan


Artikel Yang Disukai :



 
Copyright © BISNIS DAN PELUANG USAHA | Powered by Blogger