Fauzan Rachmansyah (Foto: Rista)
Jakarta - Fauzan Rachmansyah (27) tidak membayangkan nasib akan berpihak padanya. Terjerat narkoba sejak SMP, Fauzan tak pernah membayangkan dirinya bisa menangguk sukses dari bisnisnya.
Ia rupanya berjuang keras keluar dari jeratan narkoba. Setelah hijrah dari Jakarta ke kota gudeg Yogyakarta, kehidupan baru ditatanya, hingga diusianya yang terbilang muda dirinya sudah mempunyai usaha kedai susu segar beromzet miliaran rupiah dalam setahun.
Kedai susu dengan brand "Kalimilk" yang baru dibuka akhir 2010 saat ini sudah menjadi brand terkenal di Yogyakarta hampir tiap malam selalu penuh. Bahkan dua kedai milik Fauzan ini selalu dinanti oleh para tamu yang tidak kebagian meja.
"Omzet dua kedai susu segar saya setahun bisa mencapai Rp 1,1 miliar setahun, padahal baru buka tahun lalu, tepatnya Juni 2011, dan dengan modal Rp 70 juta dengan modal pinjaman," ujar Fauzan, kepada detikFinance, Minggu (22/1/2012).
Kalimilk yang merupakan brand dari PT Farbes Indonesia, yang merupakan mendapatkan suplai susu dari peternakan sapi miliknya sendiri. Rencananya, pada tahun 2012 Kalimilk akan melebarkan sayapnya ke beberapa kota di Indonesia, seperti Solo, Malang, Jakarta dan kota-kota lainnya.
Kesuksesan yang ia dapatkan saat ini bisa dibilang dicapai dengan jalan berliku. Menurut Mahasiswa Universitas Islam Indonesia Yogyakarta ini, dirinya yang dulu sempat terjerat lingkaran setan Narkoba, pernah menjadi penjual sepatu, kemeja keliling, penjual spare part kendaraan sampai supir truk.
"Apapun saya lakukan untuk kencari uang makan, apalagi saya lulus SMA harus berjuang di kota baru yakni Yogyakarta, apalagi saat itu ayahanda meninggal dunia pada 2004, tambah beratlah langkah hidup saya," kenang Fauzan.
Hijrah dirinya ke Yogya pada 2003, juga atas perintah ayahnya, dikarena saat sekolah SMP-SMA di Jakarta, dirinya tidak bisa lepas dari penggunaan narkoba.
"Untuk mengubah saya, pilihannya harus pindah lingkungan, dipilihlah, Yogya. Dikota itu saya benar-benar merasakan susahnya mencari uang," kenangnya lagi.
Berbagai pekerjaan dilakukan, sampai akhirnya ditawari seorang keluarga untuk menjadi marketing, dari sinilah pekerjaannya sedikit banyak bisa ditabung dan bisa beli tanah dan bisa membiayai pernikahannya.
"Tahun 2007 sudah bisa beli tanah, dan dibangun rumah, disitu mulai ada ide berternak sapi perah, dan sampai awal 2010 jumlah sapi sudah mencapai 52 ekor," ujarnya.
Setiap tamu dan kerabat yang datang ke peternakannya, selalu mendapatkan suguhan susu hasil peternakannya, bahkan istrinya sering menambahkan rasa buah-buahan seperti jambu, anggur, jeruk dan lainnya.
"Banyak tamu dan kerabat yang bilang susunya enak, kenapa tidak dijual saja? Dari sanalah ide ingin menjual susu yang akan diberinama Kalimilk datang," ungkapnya.
Rencananya, Kalimilk baru akan dibuka awal 2011. Namun karena sempat terganggu oleh letusan merapi menerjang kota Yogya. Sebanyak 12 ekor sapinya pun mati dan lainnya menurun produktivitasnya. Tapi peristiwa itu justru membuat Fauzan mempercepat pembukaan 'Kalimilk'.
"Namun tekat yang kuat, kami bangkit lagi. Juli mengandalkan sapi yang ada, saya buka kedai di depan kantor kami, tidak menyangka antusiasnya begitu besar," katanya.
Bahkan dengan jumlah ratusan ekor yang dimiliki dan para petani binaannya, belum cukup untuk memenuhi kebutuhan susu segar di kedua kedainya saat ini.
"Ya, siapa yang menyangka hanya jual minuman susu, untungnya bisa sebanyak ini. Dengan keunggulan rasa susu yang lebih crem dibandingkan susu lainnya, dan dengan perahan yang tepat menghasilkan Kalimilk sebagai susu low fat, tahun ini dirinya menargetkan produknya akan ada di beberapa ritel besar di Indonesia" optimisnya.
"Bahkan brand Kalimilk saat ini sudah ada 10.800 follower di Twitter, terbanyak di dunia mengalahkan Nestle yang hanya 9.000 Followers dan Cimori hanya 3.000 followers. Sebuah merk susu lokal, mengalahkan followers brand dunia, tentunya suatu kebanggaan bagi saya," tandas salah satu pemenang Wirausaha Mandiri ini.
Rista Rama Dhany - detikFinance